Buku Best Seller Sang Selebgram

Dear Kak Lulu, perkenalkan kami dari Ran Noona Beauty bermaksud untuk menawarkan kerjasama dalam bentuk review skincare terbaru varian beras Busan. Mohon reply kerja sama ini jika Anda tertarik.

Sebuah pesan masuk ke surat elektronik milik Lulu.

Bukan sekali dua kali, penawaran terus berdatangan bak bunga camellia yang tersenyum di musim semi.

Sebuah nama Lulu Cleopatra tertera di buku bullet journal coklat yang terbuat dari kulit domba terbaik yang mana juga merupakan endorse yang dilakukannya setahun yang lalu. 

Meski telah setahun berlalu, Lulu hampir selalu menyimpan dengan baik barang-barang yang telah diberikan dengan tulus dari produsen. 

Semuanya tersimpan rapi dalam kamar Lulu yang sengaja dicat pinky blossom dengan tirai kuning cerah menutupi cahaya matahari sore yang masuk melalui sela-sela jendela.

Di bawah jendela, terdapat meja kecil dengan layar laptop yang terbuka, di mana buku diktat serta bolpen berserakan di depan keyboard menandakan bahwa penghuni kamar ini masih rajin belajar. Di bawah buku bullet journal terdapat tumpukan kertas-kertas yang akan menjadi calon bungkus cengek ibu Lulu. Sesekali ibu Lulu memang berjualan cabe di warung, untuk membantu paman yang sering kebingungan dengan hasil panen yang berlimpah.

Ibu Lulu memang seorang pengusaha UMKM tingkat RT yaitu dengan berjualan kelontong dan kebutuhan rumah tangga di rumah. Sebuah bangunan semi permanen berdiri tegak di depan kamar Lulu. Warung sederhana inilah yang dibangun ayah Lulu sebelum meninggal yang membuat keluarganya terus bertahan hingga sekarang. 

Sambil duduk di kursi bambu depan warung, Lulu memutuskan untuk menunda menjawab email tersebut dan memilih membuka aplikasi instagram. Dia mengamati angka followers yang sekarang sudah mencapai 112k. Jumlahnya naik drastis sejak dia berhasil menulis buku best seller dan mengantarkannya menjadi tamu undangan di acara televisi Nasional: Rick Rendi.

Lulu menoleh bingkai foto yang tergantung di dinding bagian dalam warung. Fotonya masih mengatakan seolah-olah kejadian tersebut baru terjadi kemarin petang. Saat Lulu dan Fajar, teman satu alamamaternya, bersalaman dengan Rendi Tobing di hadapan banyak orang. Jas kuning kebanggaan kampusnya menjadi saksi bisu bahwa Lulu dan teman-temannya patut mendapatkan acungan jempol. 

Ibu Lulu juga sering membanggakan hasil kerja keras anaknya. 

Pernah suatu hari, saat ibu mulai menceritakan putrinya, ada yang mulai risih dengan cerita yang berulang-ulang.

“Halah, masak Lulu bisa nulis buku kayak gitu? Nggak mungkin!” nyinyir Lek Narni.

Tentu saja, Ibu segera mengambil catatan hutang warungnya, “Hutang tiga bulan ini sudah bisa buat umroh ya, Lek!” sindir ibu.

Lek Narni pun langsung terdiam seribu bahasa.

Lulu yang tengah mengenakan kaos oblong dan celana jeans selutut tengah bersantai sambil menunggu warung ibunya. Sembari scroll, Lulu melihat kembali foto-foto di profilnya sendiri. Mata Lulu tiba-tiba melotot karena sebuah DM masuk di Instagram, 

Kak, perkenalkan saya Nindia. Saya sudah mengikuti kakak sejak lama. Kakak banyak menginspirasi saya. Saya berharap bisa mengikuti jejak Kakak. Tapi alangkah kecewanya saya karena buku yang kakak akui sebagai tulisan Kakak itu sebenarnya bukan kakak kan yang nulis? Saya tahu kakak pasti sudah riset sejauh mungkin, tapi di buku itu sama sekali nggak mencerminkan kalau itu tulisan kakak. Kak jawab dong! Bukan kakak kan yang nulis?

Sambil menghela nafas panjang, Lulu memutuskan untuk membiarkan pesan tersebut dan tidak menjawabnya. Saat Lulu hendak kembali scroll lebih jauh, tiba-tiba panggilan masuk dari sebuah nama yang familiar. Fajar!

"Luk, lo buka portal berita kampus kita, nggak?"

"Belum Jar! Ada apa memangnya?"

"Gawat Luk, ada anonim yang menulis di situs kampus kita, bilang kalau buku lo itu bukan elo sendiri yang nulis."

Jantung Lulu serasa berhenti sesaat. Seketika itu langsung ditutuplah telepon tanpa berpamitan. Lulu melongo melihat ke depan, menerawang jauh ke awan-awan yang tiba-tiba menggelap. Hasil karyanya yang dibanggakannya selama ini, yang habis ludes terjual dalam tiga hari, tiba-tiba saja ada yang mengusiknya.

Lulu bergetar hebat. Keberaniannya tiba-tiba hilang seperti tertiup angin puting beliung hingga ke Korea Utara menemui Kapten Ri.

"Siapa yang tega kayak gini ke aku?" tanya Lulu heran. 

Hingga muncullah percakapan diri sendiri. 

Ya kan kamu memang bukan yang nulis buku itu.

Tapi tetep aja, itu kan ide aku. Dia cuma bantu nulis.

Ya kali, ghost writer itu pengen bayaran lebih kali.

Dari mana tebakan itu? Kalau bukan dia yg nyebar gimana?

Orang yang lagi sebel sama kamu, cuma dia, orang yang nulisin bukumu dan suka sama Fajar.

Nggak, aku percaya dia, kok!

Lulu memutuskan untuk memastikan sendiri kenyataan tersebut. Dia memutuskan untuk mencari Mia, orang yang dianggap bertanggungjawab.

Mia berhasil ditemui di kampus. Lulu langsung menyecarnya dengan berjuta pertanyaan. Mia tidak mengelak. Dia bahkan terang-terangan mengakui  kalau itu perbuatannya. Lulu marah dan bertanya kenapa Mia setega itu. Mia pun memberikan sebuah foto yang membuat Lulu terkejut.

Foto yang Lulu pegang adalah foto gadis kecil yang dulu pernah tinggal di dekat rumah Lulu. Gadis itu hanya tinggal bersama ibunya dan hidup dengan kondisi memprihatinkan. Lulu ingat karena ibunya sering mengeluh akibat hutang menggunung dari tetangganya itu. 

 Mia bilang, gadis itu adalah dirinya. Dan kejadian ini adalah balas dendam dia terhadap ibunya Lulu yang sering membongkar rahasia hutang ibunya ke tetangga waktu Mia kecil. Gara-gara itu, ibunya Mia diusir dari kontrakan. Mia pun dikucilkan oleh teman-temannya karena dianggap anak tukang hutang. 

Kejadian menyakitkan ini membuat Mia bersumpah akan membalasnye ka Lulu. Mia berusaha bertahan hidup dengan mencari penghasilan dan beasiswa. Dia juga sengaja masuk kampus yang sama dengan Lulu supaya bisa melampiaskan dendamnya.

Lulu terdiam. Ada gemuruh yang berkecamuk di dadanya. Dia ingin marah, tapi ternyata dia juga salah. Akhirnya dia memilih pergi dan berjanji suatu hari dia akan menulis buku best seller dengan hasil jerih payahnya sendiri. Dia juga bertekad menegur Ibu supaya tidak membocorkan rahasia hutang pelanggan supaya tidak ada karma lagi. 


***


Komentar